gudangan atau ada juga yang menyebutnya dengan kluban dan yang di jakarta lebih terkenal dengan sebutan urap ini, di Semarang atau di Jawa mempunyai banyak sekali artinya.
selain sebagai banca'an (syukuran) weton (hari lahir), brokohan (setelah melahirkan), munggah kap (menaikkan atap rumah, saat membuat rumah) ataupun syukuran lain yang sifatnya tradisional atau ke-Jawaan, bahkan di kampungku biasanya sebagai hidangan tumpeng pada saat malam tirakatan hari Kemerdekaan RI. karena praktis dan sudah biasa :) .
sekedar mengenang masa kecil.......
untuk nasi gudangan yang aku posting ini adalah berkaitan dengan bancaan weton (syukuran hari lahir) karena sewaktu aku kecil dahulu hingga usia masuk sekolah dasar, orang tuaku selalu mengadakan banca'an weton ini di rumah dengan mengundang tetangga-tetangga yang masih kecil-kecil untuk datang ke rumah, sekedar untuk bersorak-sorak dan minta doa (doanya anak-anak) dan kemudian mereka pulang dengan membawa sego gudangan itu.
menurut cerita Ibundaku... tradisi banca'an weton ini dimaksudkan supaya si anak mendapatkan keselamatan dan dijauhkan dari bala'.
karena setiap weton orang tuaku selalu mengadakan banca'an, maka tetangga-tetangga di sekitar rumahku selalu hafal dengan wetonku maupun kakakku (kebetulan aku hanya dua bersaudara saja, yang kesemuanya perempuan), dimana weton kakakku adalah Jum'at Pahing sedangkan wetonku adalah Selasa Kliwon (kata orang serem :( ), jadi sejak pagi setiap hari Jum'at Pahing maupun Selasa Kliwon tetanggaku selalu teriak-teriak di depan rumahku untuk menagih sego banca'an :)
pada saat pelaksanaan banca'an, sego gudangan ditata sedemikian rupa di tampah besar lengkap dengan lauk pauk dan pelengkapnya, kemudian 'mbah' yang mengasuh kami berdua meminta kepada semua yang hadir untuk berteriak 'sorak-sorak hooorrreeeeee... (kadang ditambah / ada yang nyelutuk 'ora kumanan teempeeeeeee.....), ' barulah kemudian nasi gudangan tersebut dibagikan satu-persatu kepada yang hadir di sebuah pincuk (piring dari daun pisang) atau dibungkus daun , lengkap dengan pelengkapnya dan kemudian mereka pun pulang ke rumah masing-masing sambil membawa sebungkus sego gudangan.
memang paling enak makan nasi banca'an karena ada 'bau-bau' doa nya, aaaahhh nikmatnyaaa.......
cuma sayangnya foto-foto ketika banca'an sudah tidak sempat aku cari-cari lagi karena sudah disimpan rapi di gudang :(
tradisi banca'an weton ini berakhir ketika aku berusia 6 tahun karena kami sekeluarga harus pindah rumah ke rumah yang baru, tidak jauh dari tempat tinggal kami yang lama.
namun ketika keponakanku lahir (3 orang), orang tuanya (kakakku) hanya membuat banca'an weton hingga anak-anaknya berusia 6 bulan saja.
tetapi hingga sekarang, keluarga kami masih sering menerima banca'an weton dari para tetangga yang mempunyai anak balita.
kembali lagi ke masalah nasi gudangan / urap, pastinya semua orang sudah bisa membuat nasi gudangan yaaa... tapi berikut akan aku tuliskan cara membuat nasi gudangan ala aku dan keluargaku....
Sego Gudangan (Nasi Urap)
ala dwek & keluarga
bahan gudangan (urap) :
sayuran (bisa bayam, kangkung, kenikir, daun ketela, daun pepaya) sesuai selera aja , rebus.
tauge
kelapa (pilih yang agak muda), parut.
nasi putih
bumbu halus :
bawang putih
kencur
garam
cabai
daun jeruk
gula jawa
bahan pelengkap :
tahu dan tempe (bisa digoreng atau dimasak mangut)
krupuk warna-warni
gereh (ikan asin) layur * tetapi kadang-kadang diganti ikan asin lain *
telur, direbus, belah sesuai kebutuhan
cara membuat :
campur kelapa dan bumbu halus hingga rata, kemudian kukus hingga matang dan biarkan dingin.
penyajian :
taruh nasi dalam wadah, beri gudangan dan bahan pelengkapnya, siap dinikmati.
* bumbu gudangan bisa langsung dicampur dengan sayuran atau dibubuhkan di atas sayuran, dimaksudkan untuk menghindari bau jika tidak langsung dimakan *
sego gudangan ini aku sertakan di event-nya IDFB dengan tema 'Indonesian Festive Rice' karena IDFB tepat berusia 1 tahun.
ayuk sorak-sorak horeee dulu untuk IDFB.....
sorak-sorak horeeeeeeeeeeee...............
sukses yaaa IDFB .......